Visi dan Misi

VISI

Terwujudnya warga sekolah yang ber-IMTAQ, ber-PRESTASI, ber-BUDAYA, dan ber-KARAKTER BANGSA

MISI

  1. Mewujudkan kompetensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Mewujudkan prestasi akademik dan non akademik yang tinggi
  3. Menerapkan perilaku anti KKN
  4. Meningkatkan kompetensi guru, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahasa Inggris, dan kemampuan mengeskpresikan keindahan dan harmoni

TUJUAN

Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik tinggi yang berimtaq, berbuaya, dan berkarakter bangsa

SASARAN

Mewujudkan kelulusan siswa dengan nilai sangat memuaskan

INDIKATOR KERJA

Mencapai nilai rata-rata kelulusan 8,00 dengan predikat sangat memuaskan

Mengenang Peristiwa 10 November 1945

10 November diperingati sebagai "Hari Pahlawan"


Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan berskala besar, yang diawali dengan pengeboman udara ke gedung-gedung pemerintahan Surabaya, dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah pesawat terbang, tank, dan kapal perang.
Inggris kemudian membombardir kota Surabaya dengan meriam dari laut dan darat. Perlawanan pasukan dan milisi Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk. Terlibatnya penduduk dalam pertempuran ini mengakibatkan ribuan penduduk sipil jatuh menjadi korban dalam serangan tersebut, baik meninggal maupun terluka.

Bung Tomo di Surabaya, salah satu pemimpin revolusioner Indonesia yang paling dihormati. Foto terkenal ini bagi banyak orang yang terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia mewakili jiwa perjuangan revolusi utama Indonesia saat itu.

Di luar dugaan pihak Inggris yang menduga bahwa perlawanan di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo tiga hari, para tokoh masyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo yang berpengaruh besar di masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah serangan skala besar Inggris.

Tokoh-tokoh agama yang terdiri dari kalangan ulama serta kyai-kyai pondok Jawa seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai) shingga perlawanan pihak Indonesia berlangsung lama, dari hari ke hari, hingga dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran skala besar ini mencapai waktu sampai tiga minggu, sebelum seluruh kota Surabaya akhirnya jatuh di tangan pihak Inggris.

0 Response to "Mengenang Peristiwa 10 November 1945"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel